Kapolsek Mallusetasi Diduga Langgar Etika, Hardik Wartawan Saat Liputan Tambang Bermasalah!

Daerah28 Dilihat

B120news.com– Kunjungan gabungan pemerintah daerah dan aparat ke lokasi tambang galian C di Padangpoko, Kelurahan Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Kamis (16/10/2025), berubah panas setelah Kapolsek Mallusetasi, AKP Iriansyah, menunjukkan sikap arogan di hadapan warga dan awak media.

Tambang milik PT Rekhabila Utama ini sudah lama dikeluhkan warga karena diduga menimbulkan banjir, kuburan rusak, dan pencemaran lingkungan.

Warga menilai laporan dan hasil rapat dengar pendapat (RDP) yang berulang di DPRD Barru tak pernah membuahkan hasil.

“Sudah tujuh tahun tambang ini beroperasi. Setiap musim hujan, kampung kami kebanjiran lumpur. Kuburan banyak yang hilang, bahkan harus dipindahkan,” kata Rusding, warga setempat yang menjadi juru bicara masyarakat.

Ia menegaskan, warga sudah enam kali turun ke jalan menuntut penutupan tambang, namun tak kunjung ditindaklanjuti.

“Kami minta tambang ini ditutup. Tanahnya diambil untuk campuran semen, tapi kami yang kena dampaknya,” ujarnya dengan nada kesal.

Dalam kunjungan itu, hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barru, Camat Mallusetasi, Lurah Mallawa, sejumlah anggota DPRD Barru seperti Rusdi Cara dan Rudi Hartono, serta unsur TNI–Polri.

Namun suasana tiba-tiba memanas ketika Rusding beradu argumen dengan Kapolsek AKP Iriansyah. Bukannya menenangkan warga, sang perwira justru memperlihatkan sikap kasar dan menantang di depan publik.

Ketegangan makin meningkat saat sejumlah wartawan mencoba mengambil gambar perdebatan itu. Kapolsek langsung membentak awak media.

“Hei, jangan ambil gambar, bos! Kau siapa?” bentaknya kepada salah satu wartawan.

“Media, Pak,” jawab Arif, wartawan DentumNusantara.com.

“Mana kartu medianya? Surat perintahnya mana? Tidak usah ambil gambar!” lanjut Kapolsek.

Meski sudah dijelaskan bahwa jurnalis dilindungi oleh undang-undang, AKP Iriansyah tetap bersikeras.

“Ada Undang-Undang ITE. Kalau saya keberatan, boleh. Ini gambar saya. Saya Kapolsek Mallusetasi, tidak pernah pakai gigi mundur!” katanya dengan nada menantang sambil bertolak pinggang.

Sikap tersebut sontak memancing reaksi masyarakat dan rekan media yang menilai tindakan Kapolsek tidak pantas ditunjukkan di forum resmi dan di hadapan publik.

Sementara itu, Anggota DPRD Barru, Rusdi Cara, mengatakan kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas surat aduan masyarakat yang merasa terdampak aktivitas tambang.

“Kami turun untuk memastikan langsung kondisi di lapangan. Hasilnya akan kami bahas dalam rapat dengar pendapat berikutnya dengan menghadirkan semua pihak, termasuk perusahaan dan warga,” ujarnya.

Rusdi juga tidak menutup kemungkinan tambang tersebut akan dihentikan operasinya.

“Kalau hasil kajian teknis menunjukkan dampak yang serius, tentu pemerintah bisa mengambil langkah tegas, termasuk penutupan,” tegasnya.

Editor : Darwis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *